ꦠꦶꦔꦭꦤ꧀ꦗꦸꦩꦼꦤꦼꦔꦤ꧀ꦝꦊꦩ꧀

ꦠꦶꦔꦭꦤ꧀ꦗꦸꦩꦼꦤꦼꦔꦤ꧀ꦝꦊꦩ꧀

ꦠꦶꦔꦭꦤ꧀ꦗꦸꦩꦼꦤꦼꦔꦤ꧀ꦝꦊꦩ꧀

꧋ꦠꦶꦔꦭꦤ꧀ꦗꦸꦩꦼꦤꦼꦔꦤ꧀ꦝꦊꦩ꧀ꦄꦣꦭꦃꦱꦼꦫꦁꦏꦻꦪꦤ꧀ꦈꦥꦕꦫꦪꦁꦣꦶꦒꦼꦭꦂꦧꦼꦂꦏꦻꦠꦤ꧀ꦝꦼꦔꦤ꧀ꦥꦼꦫꦶꦔꦠꦤ꧀ꦥꦼꦤꦺꦴꦧꦠꦤ꧀/ꦏꦼꦤꦻꦏꦤ꧀ꦠꦃꦠꦱꦸꦭ꧀ꦠꦤ꧀꧈ꦥꦸꦚ꧀ꦕꦏ꧀ꦄꦕꦫꦣꦭꦩ꧀ꦫꦁꦏꦻꦪꦤ꧀ꦥꦼꦫꦶꦔꦠꦤ꧀ꦆꦤꦶꦄꦣꦭꦃꦱꦸꦒꦺꦔꦤ꧀ꦪꦁꦣꦶꦒꦼꦭꦂꦈꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀ꦩꦼꦩꦺꦴꦲꦺꦴꦤ꧀ꦈꦱꦶꦪꦥꦚ꧀ꦗꦁꦱꦸꦭ꧀ꦠꦤ꧀‌ꦏꦼꦕꦼꦩꦼꦂꦭꦔꦤ꧀ꦠꦃꦠꦱꦸꦭ꧀ꦠꦤ꧀‌ꦣꦤ꧀ꦏꦼꦱꦼꦗꦃꦠꦼꦫꦄꦤ꧀ꦧꦒꦶꦫꦏꦾꦠ꧀ꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ꧉ꦱꦼꦠꦼꦭꦃꦱꦸꦒꦺꦔꦤ꧀ꦏꦼꦩꦸꦣꦶꦪꦤ꧀ꦝꦶꦒꦼꦭꦂꦄꦕꦫꦭꦧꦸꦲꦤ꧀ꦝꦶꦧꦼꦧꦼꦫꦥꦥꦼꦠꦶꦭꦱꦤ꧀ꦪꦁꦣꦶꦄꦁꦒꦥ꧀ꦱꦏꦿꦭ꧀ꦧꦒꦶꦏꦼꦫꦠꦺꦴꦤ꧀ꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ꧉ꦱꦼꦭꦻꦤ꧀ꦈꦥꦪꦈꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀ꦧꦼꦂꦣꦺꦴꦮꦩꦼꦩꦺꦴꦲꦺꦴꦤ꧀ꦏꦼꦱꦼꦭꦩꦠꦤ꧀‌ꦈꦥꦕꦫꦭꦧꦸꦲꦤ꧀ꦧꦻꦏ꧀ꦝꦶꦒꦸꦤꦸꦁꦩꦻꦴꦥꦸꦤ꧀ꦠꦼꦥꦶꦭꦻꦴꦠ꧀ꦗꦸꦒꦈꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀ꦩꦼꦭꦏ꧀ꦱꦤꦏꦤ꧀ꦠꦸꦒꦱ꧀ꦱꦸꦭ꧀ꦠꦤ꧀ꦈꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀ꦱꦼꦭꦭꦸꦩꦼꦚ꧀ꦗꦒꦏꦼꦱꦼꦭꦫꦱꦤ꧀ꦄꦭꦩ꧀‌“ꦲꦩꦺꦩꦪꦸꦲꦪꦸꦤꦶꦁꦧꦮꦺꦴꦤꦺꦴ”꧉


꧋ꦧꦼꦫꦶꦏꦸꦠ꧀ꦄꦣꦭꦃꦫꦁꦏꦻꦪꦤ꧀ꦄꦕꦫꦪꦁꦣꦶꦭꦏꦸꦏꦤ꧀ꦥꦣꦩꦱꦱꦿꦶꦱꦸꦭ꧀ꦠꦤ꧀ꦲꦩꦼꦁꦏꦸꦧꦮꦤꦏ꧇꧑꧐꧇꧇

꧋꧇꧑꧇꧉ꦔꦼꦧ꧀ꦭꦸꦏ꧀(꧇꧒꧗꧇ꦉꦗꦼꦧ꧀)
꧋ꦔꦼꦧ꧀ꦭꦸꦏ꧀ꦩꦼꦫꦸꦥꦏꦤ꧀ꦏꦼꦒꦶꦪꦠꦤ꧀ꦩꦼꦩ꧀ꦧꦸꦮꦠ꧀ꦄꦣꦺꦴꦤꦤ꧀ꦄꦥꦺꦩ꧀꧈ꦔꦼꦧ꧀ꦭꦸꦏ꧀ꦝꦶꦭꦏꦸꦏꦤ꧀꧇꧒꧇ꦲꦫꦶꦩꦼꦚ꧀ꦗꦼꦭꦁꦈꦥꦕꦫꦲꦗꦣ꧀ꦝꦊꦩ꧀ꦭꦧꦸꦲꦤ꧀꧈ꦧꦼꦂꦠꦼꦩ꧀ꦥꦠ꧀ꦝꦶꦧꦁꦱꦭ꧀ꦱꦼꦏꦂꦏꦼꦣꦠꦺꦴꦤ꧀‌ꦱꦼꦧꦸꦮꦃꦠꦼꦩ꧀ꦥꦠ꧀ꦪꦁꦧꦼꦫꦣꦣꦶꦭꦶꦁꦏꦸꦥ꧀ꦏꦥꦸꦠꦿꦺꦤ꧀ꦄꦠꦻꦴꦏꦼꦣꦶꦪꦩꦤ꧀ꦥꦫꦥꦸꦠꦿꦶꦫꦗ꧉ꦔꦼꦧ꧀ꦭꦸꦏ꧀ꦲꦚꦧꦺꦴꦭꦺꦃꦣꦶꦭꦏꦸꦏꦤ꧀ꦎꦭꦺꦃꦥꦫꦮꦤꦶꦠꦪꦁꦣꦶꦥꦶꦩ꧀ꦥꦶꦤ꧀ꦥꦼꦂꦩꦻꦱꦸꦫꦶꦣꦤ꧀ꦥꦸꦠꦿꦶꦫꦗꦠꦼꦂꦠꦸꦮ꧉ꦱꦼꦭꦻꦤ꧀ꦥꦫꦥꦸꦠꦿꦶꦫꦗ꧈ꦎꦫꦁꦎꦫꦁꦪꦁꦠꦼꦂꦭꦶꦧꦠ꧀ꦥꦣꦥꦿꦺꦴꦱꦺꦱꦶꦔꦼꦧ꧀ꦭꦸꦏ꧀ꦄꦣꦭꦃꦥꦫꦏꦼꦫꦧꦠ꧀ꦏꦼꦫꦠꦺꦴꦤ꧀ꦧꦼꦱꦼꦂꦠꦄꦧ꧀ꦝꦶꦣꦊꦩ꧀ꦏꦼꦥꦫꦏ꧀꧈ꦥꦿꦺꦴꦱꦺꦱ꧀ꦥꦼꦂꦠꦩ꧈ꦥꦫꦥꦸꦠꦿꦶꦣꦶꦧꦤ꧀ꦠꦸꦎꦭꦺꦃꦄꦧ꧀ꦝꦶꦣꦊꦩ꧀ꦩꦼꦚ꧀ꦕꦩ꧀ꦥꦸꦂꦏꦤ꧀ꦧꦲꦤ꧀ꦪꦁꦣꦶꦥꦼꦂꦭꦸꦏꦤ꧀ꦒꦸꦤꦣꦶꦗꦣꦶꦏꦤ꧀ꦗ꧀ꦭꦣꦿꦺꦤ꧀ꦄꦠꦻꦴꦄꦣꦺꦴꦤꦤ꧀꧈ꦄꦣꦺꦴꦤꦤ꧀ꦠꦼꦫꦸꦱ꧀ꦝꦶꦄꦣꦸꦏ꧀ꦲꦶꦁꦒꦠꦼꦂꦕꦩ꧀ꦥꦸꦂ꧉ꦥꦿꦺꦴꦱꦺꦱ꧀ꦥꦼꦔꦣꦸꦏꦤ꧀ꦄꦣꦺꦴꦤꦤ꧀ꦩꦼꦤꦶꦩ꧀ꦧꦸꦭ꧀ꦏꦤ꧀ꦱꦸꦮꦫ“ꦧ꧀ꦭꦸꦏ꧀”꧈ꦱꦼꦲꦶꦁꦒꦥꦿꦺꦴꦱꦺꦱꦶꦆꦤꦶꦣꦶꦱꦼꦧꦸꦠ꧀ꦔꦼꦧ꧀ꦭꦸꦏ꧀꧈ꦱꦼꦠꦼꦭꦃꦩꦼꦚ꧀ꦗꦣꦶꦗ꧀ꦭꦣꦿꦺꦤ꧀‌ꦄꦣꦺꦴꦤꦤ꧀ꦏꦼꦩꦸꦣꦶꦪꦤ꧀ꦝꦶꦥꦶꦤ꧀ꦝꦃꦏꦤ꧀ꦏꦼꦣꦭꦩ꧀ꦄꦼꦚ꧀ꦕꦺꦃ(ꦒꦼꦤ꧀ꦠꦺꦴꦁꦧꦼꦫꦸꦏꦸꦫꦤ꧀ꦧꦺꦱꦂ)꧈ꦏꦼꦩꦸꦣꦶꦪꦤ꧀ꦝꦶꦣꦶꦪꦩ꧀ꦏꦤ꧀ꦱꦼꦭꦩꦱꦠꦸꦩꦭꦩ꧀ꦄꦒꦂꦄꦣꦺꦴꦤꦤ꧀ꦩꦼꦔꦼꦩ꧀ꦧꦁ꧉


꧋ꦥꦣꦮꦏ꧀ꦠꦸꦧꦼꦂꦱꦩꦄꦤ꧀ꦧꦼꦧꦼꦫꦥꦄꦧ꧀ꦝꦶꦣꦊꦩ꧀ꦏꦼꦥꦫꦏ꧀ꦩꦼꦩꦶꦭꦶꦏꦶꦠꦸꦒꦱ꧀ꦭꦻꦤ꧀ꦈꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀ꦩꦼꦔꦼꦭꦸꦮꦂꦏꦤ꧀ꦭꦪꦺꦴꦤ꧀ꦱꦼꦏꦂ(ꦧꦸꦔꦱꦼꦱꦗꦶꦪꦁꦱꦸꦣꦃꦭꦪꦸꦄꦠꦻꦴꦩꦼꦔꦼꦫꦶꦁ)ꦣꦫꦶꦒꦼꦣꦺꦴꦁꦥꦿꦧꦪꦺꦏ꧀ꦱ(ꦒꦼꦣꦸꦁꦥꦼꦚꦶꦩ꧀ꦥꦤꦤ꧀ꦥꦸꦱꦏ)꧉ꦭꦪꦺꦴꦤ꧀ꦱꦼꦏꦂꦪꦁꦠꦼꦂꦏꦸꦩ꧀ꦥꦸꦭ꧀ꦱꦼꦭꦩꦱꦠꦸꦠꦲꦸꦤ꧀ꦄꦏꦤ꧀ꦩꦼꦚ꧀ꦗꦣꦶꦱꦭꦃꦱꦠꦸꦈꦧꦫꦩ꧀ꦥꦺꦪꦁꦄꦏꦤ꧀ꦝꦶꦭꦧꦸꦃ꧉

Tingalan Jumenengan Dalem

JGST

Tingalan Jumenengan Dalem adalah serangkaian upacara yang digelar berkaitan dengan peringatan penobatan/ kenaikan tahta Sultan. Puncak acara dalam rangkaian peringatan ini adalah Sugengan yang digelar untuk memohon usia panjang Sultan, kecemerlangan tahta Sultan, dan kesejahteraan bagi rakyat Yogyakarta. Setelah sugengan kemudian digelar acara labuhan di beberapa petilasan yang dianggap sakral bagi Keraton Yogyakarta. Selain upaya untuk berdoa memohon keselamatan, upacara labuhan baik di gunung maupun tepi laut juga untuk melaksanakan tugas Sultan untuk selalu menjaga keselarasan alam, “Hamemayu Hayuning Bawono”.
 
 
Berikut adalah rangkaian acara yang dilakukan pada masa Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10:
 
1. Ngebluk (27 Rejeb)
Ngebluk merupakan kegiatan membuat adonan apem. Ngebluk dilakukan 2 hari menjelang upacara Hajad Dalem Labuhan. Bertempat di Bangsal Sekar Kedhaton, sebuah tempat yang berada di lingkup Kaputren atau kediaman para Putri Raja. Ngebluk hanya boleh dilakukan oleh para wanita yang dipimpin Permaisuri dan Putri Raja tertua. Selain para Putri Raja, orang-orang yang terlibat pada prosesi ngebluk adalah para kerabat Keraton beserta Abdi Dalem Keparak. Proses pertama, para Putri dibantu oleh Abdi Dalem mencampurkan bahan yang diperlukan guna dijadikan jladren atau adonan. Adonan terus diaduk hingga tercampur. Proses pengadukan adonan menimbulkan suara “bluk”, sehingga prosesi ini disebut Ngebluk. Setelah menjadi jladren, adonan kemudian dipindahkan kedalam enceh (gentong berukuran besar), kemudian didiamkan selama satu malam agar adonan mengembang.
 
 
Pada waktu bersamaan beberapa Abdi Dalem Keparak memiliki tugas lain untuk mengeluarkan layon sekar (bunga sesaji yang sudah layu atau mengering) dari Gedhong Prabayeksa (gedung penyimpanan Pusaka). Layon sekar yang terkumpul selama satu tahun akan menjadi salah satu ubarampe yang akan dilabuh.

Tingalan Jumenengan Dalem

JGST

Tingalan Jumenengan Dalem adalah serangkaian upacara yang digelar berkaitan dengan peringatan penobatan/ kenaikan tahta Sultan. Puncak acara dalam rangkaian peringatan ini adalah Sugengan yang digelar untuk memohon usia panjang Sultan, kecemerlangan tahta Sultan, dan kesejahteraan bagi rakyat Yogyakarta. Setelah sugengan kemudian digelar acara labuhan di beberapa petilasan yang dianggap sakral bagi Keraton Yogyakarta. Selain upaya untuk berdoa memohon keselamatan, upacara labuhan baik di gunung maupun tepi laut juga untuk melaksanakan tugas Sultan untuk selalu menjaga keselarasan alam, “Hamemayu Hayuning Bawono”.
 
 
Berikut adalah rangkaian acara yang dilakukan pada masa Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10:
 
1. Ngebluk (27 Rejeb)
Ngebluk merupakan kegiatan membuat adonan apem. Ngebluk dilakukan 2 hari menjelang upacara Hajad Dalem Labuhan. Bertempat di Bangsal Sekar Kedhaton, sebuah tempat yang berada di lingkup Kaputren atau kediaman para Putri Raja. Ngebluk hanya boleh dilakukan oleh para wanita yang dipimpin Permaisuri dan Putri Raja tertua. Selain para Putri Raja, orang-orang yang terlibat pada prosesi ngebluk adalah para kerabat Keraton beserta Abdi Dalem Keparak. Proses pertama, para Putri dibantu oleh Abdi Dalem mencampurkan bahan yang diperlukan guna dijadikan jladren atau adonan. Adonan terus diaduk hingga tercampur. Proses pengadukan adonan menimbulkan suara “bluk”, sehingga prosesi ini disebut Ngebluk. Setelah menjadi jladren, adonan kemudian dipindahkan kedalam enceh (gentong berukuran besar), kemudian didiamkan selama satu malam agar adonan mengembang.
 
 
Pada waktu bersamaan beberapa Abdi Dalem Keparak memiliki tugas lain untuk mengeluarkan layon sekar (bunga sesaji yang sudah layu atau mengering) dari Gedhong Prabayeksa (gedung penyimpanan Pusaka). Layon sekar yang terkumpul selama satu tahun akan menjadi salah satu ubarampe yang akan dilabuh.